12.20.2012

KE(ti)ADAAN


dimana aku letakkan rasa tenang-ku 

malam itu pun aku tak tau

jernih pikiran otakku terburai tanpa wujudmu

hanya cemas yang mencoba memeluk ku

kuputuskan untuk melangkah seiring kata hati

langkah kakiku yang tertuntun oleh hati...



satu tempat yang terlintas di benakku
bulan pun terasa enggan menggandengku
melewati beceknya jalan malam itu
ini berbeda, dari rasa biasa.




antah berantah dalam selimut kabut kau berada saat ini
angin pun tak sempat menyampaikan kabar tentang dirimu
wujudmu terbaring di ruang yang entah dimana selama ini
tak dapat kutemukan dimana kau sembunyikan.





aku telah sampai
hanya tertegun melihat trotoar dan aspal jalan
tanpa kumengerti mereka bercanda dalam diam
satu jam berlalu sudah, tak ada teman bicara
walau terjajar wajah kusam berpeluh disekitar
menunggu kedatangan mereka yang dicinta.

 

coba kusumbat cemasku dengan earphone
mengalun sebuah lagu di telinga
kucoba untuk memejam, dan kunikmati
ah, tidak... masih urung sang cemas pergi dari hati.
enyah kau dari pikiranku...!!! hardik ku dalam hati.


***

masih saja cemas memeluk erat pikiranku

kembali kucoba nikmati suasana malam ini

tak berasa, hanya hampa.


samar kulihat ada yang datang
ternyata iringan roda bersama seorang pengendara
yang sempat aku kenali wajahnya
namun kupikir ia adalah manusia tak berjiwa



inilah arti cemas yang sedari tadi 
mengusik dalam pikiranku

kucoba untuk tenang...
tetap tenang...
harus tenang...
 tenang...

dan aku tak bisa.....


ternyata dia, dia yang selama ini menggenggam

 menggenggam hati yang telah lama kucinta..



K  A  M  U


 ***

aku memang bukan seorang yang mudah menyerah 
apalagi bila berbicara soal hati...
sudahlah, kata maaf pun terucap (kembali) untuk kamu..
mencoba membangun rasa dalam harap yang baru


***


dua-puluh dua-belas dua-ribu dua-belas
20.12.2012

hari kamis di bulan desember dengan tanggal yang cantik

dimana satu harapan besar akan sebuah rencana akan terwujud

harapan akan ada waktu bersama-sama

mengunyah coklat kebahagiaan di masa depan.


***

n a m u n . . . .

Tuhan berkata tegas, tidak.. 


demikian usainya sebuah harapan serta impian

perasaan tentu kecewa, perih hati mungkin masih menyi(k)sa.

hanya angan-angan dan kenangan yang kini tertinggal.
 
sebuah keputusan terkandung sebuah keyakinan hati di dalamnya


chocolate (not) always have a sweet taste



dengan sisa nafas dan sepotong hati usang 

aku mencoba menata kembali 

kepingan hatiku yang terserak diatas aspal 

tergilas oleh roda-roda waktu bergulir tak berperasaan

bersama remah-remah kenangan yang harus kubersihkan. 

namun aku akan tetap menjaga sepotong hati ini selamanya.... 



malam ini
dengan bersyukur aku masih menghirup udara
serta nikmat yang tak henti diberikan oleh Sang Pencipta
 untuk aku juga dia....



dia yang nanti akan datang seiring doa dan bersanding disampingku 

membangun sebuah rasa yang kami sebut bahagia.

No comments:

Post a Comment